Rabu, 27 Januari 2021

10 ‏KESALAHAN DALAM MENDIDIK ANAK


SEPULUH KESALAHAN DALAM MENDIDIK ANAK

Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Maka, kita sebagai orang tua bertanggung jawab terhadap amanah ini. Tak sedikit kesalahan dan kelalaian dalam mendidik anak telah menjadi fenomena yang nyata. Sungguh merupakan malapetaka besar, dan termasuk mengkhianati amanah Allah. Adapun rumah, adalah sekolah pertama bagi anak. Kumpulan dari beberapa rumah itu akan membentuk sebuah bangunan masyarakat. Bagi seorang anak, sebelum mendapatkan pendidikan di sekolah dan masyarakat, ia akan mendapatkan pedidikan di rumah dan keluarganya. Ia merupakan prototipe kedua orang tuanya dalam berinteraksi sosial. Oleh karena itu, disinilah peran dan tanggung jawab orang tua, dituntut untuk tidak lalai dalam mendidik anak-anak. BAHAYA LALAI DALAM MENDIDIK ANAK Orang tua memiliki hak yang wajib dilaksanakan oleh anak-anaknya. Demikian pula anak, juga mempunyai hak yang wajib dipikul oleh kedua orang tuanya. Disamping Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua, Allah juga memerintahkan kita untuk berbuat baik (ihsan) kepada anak-anak serta bersungguh-sungguh dalam mendidiknya. Demikian ini termasuk bagian dari menunaikan amanah Allah. Sebaliknya, melalaikan hak-hak mereka termasuk perbuatan khianat terhadap amanah Allah. 


Banyak nash-nash syar’i yang mengisyaratkannya.

Allah berfirman.

 إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya…[An Nisa’:58].


 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَخُونُوا اللهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuai. [Al Anfal:27].


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْؤُوْ لٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالإِمَامُ رَاعٍ وَ مَسْؤُوْ لٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ و رَجُلُ رَاعٍ في أَهْلِهِ وَ مَسْؤُوْ لٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung-jawaban terhadap yang dipimpin. Maka, seorang imam adalah pemimpin dan bertangung jawab terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya.


[HR Al Bukhari].

 مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعيْهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ وَ هُوَ غَاشٍ لِرَعِيَّتِهِ إلاَّ حّرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ

Barangsiapa diberi amanah oleh Allah untuk memimpin, lalu ia mati (sedangkan pada) hari kematiannya dalam keadaan mengkhianati amanahnya itu, niscaya Allah akan mengharamkan surga baginya. [HR Al Bukhari]


SEPULUH KESALAHAN DALAM MENDIDIK ANAK Meskipun banyak orang tua yang mengetahui, bahwa mendidik anak merupakan tanggung jawab yang besar, tetapi masih banyak orang tua yang lalai dan menganggap remeh masalah ini. Sehingga mengabaikan masalah pendidikan anak ini, sedikitpun tidak menaruh perhatian terhadap perkembangan anak-anaknya. Baru kemudian, ketika anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau menyimpang dari aturan agama dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai kebakaran jenggot atau justru menyalahkan anaknya. Tragisnya, banyak yang tidak sadar, bahwa sebenarnya orang tuanyalah yang menjadi penyebab utama munculnya sikap durhaka itu. Lalai atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya; yang tanpa kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun kenakalan remaja. Berikut ini sepuluh bentuk kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Baca Juga  Haram Murka Ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala Memberikan Kepadanya Anak-Anak Perempuan


1. Menumbuhkan Rasa Takut Dan Minder Pada Anak. Kadang, ketika anak menangis, kita menakut-nakuti mereka agar berhenti menangis. Kita takuti mereka dengan gambaran hantu, jin, suara angin, dan lain-lain. Dampaknya, anak akan tumbuh menjadi seorang penakut; takut pada bayangannya sendiri, takut pada sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakutinya. Misalnya: takut ke kamar mandi sendiri, takut tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita tentang hantu, jin dan lain-lain. Dan yang paling parah, tanpa disadari, kita telah menanamkan rasa takut kepada dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap tenang dan menampakkan senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru menakuti-nakutinya, menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan masalah. Akibatnya, anak akan semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi takut apabila melihat darah atau merasa sakit.


2. Mendidiknya Menjadi Sombong, Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain. Dan Itu Dianggap Sebagai Sikap Pemberani. Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-tengah, tidak berlebihan dan tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya dan rasa takut apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya: takut berbohong, karena ia tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka bohong, atau rasa takut kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan tidak takut dalam mengamalkan kebenaran.


3. Membiasakan Anak-Anak Hidup Berfoya-Foya, Bermewah-Mewah Dan Sombong. Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan, suka bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap keadaan orang lain. Mendidik anak seperti ini dapat merusak fitrah, membunuh sikap istiqamah dalam bersikap zuhud di dunia, membinasakan muru’ah (harga diri) dan kebenaran.


4. Selalu Memenuhi Permintaan Anak. Sebagian orang tua ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik buruknya bagi anak. Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu bermanfaat atau sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya: si anak minta tas baru yang sedang trend, padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya tas baru. Hal ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi segala permintaannya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak peduli pada nilai uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan menjadi orang yang tidak bisa membelanjakan uangnya dengan baik.


5. Selalu Memenuhi Permintaan Anak, Ketika Menangis, Terutama Anak Yang Masih Kecil. Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya karena suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis. Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi permintaannya karena kasihan atau agar anak segera berhenti menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah, cengeng dan tidak punya jati diri.


6. Terlalu Keras Dan Kaku Dalam Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran. Misalnya, dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan cacian, ataupun dengan cara-cara keras lain. Ini kadang terjadi, ketika sang anak sengaja berbuat salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya. Baca Juga  Agar Buah Hati Menjadi Penyejuk Hati


7. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran. Ada juga orang tua yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, hingga anak-anaknya merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya, mendorong anak-anak itu untuk mencari uang sendiri dengan berbagai cara. Misalnya: dengan mencuri, meminta-minta pada orang lain, atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang tega menitipkan anak-anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban orang tuanya. Bahkan, ada pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai hidup. Na’udzubillah min dzalik.


8. Tidak Mengasihi Dan Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari Kasih-Sayang Di Luar Rumah Hingga Menemukan Yang Dicarinya. Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas, wa’iyadzubillah. Seorang anak perempuan misalnya, karena tidak mendapat perhatian dari keluarganya, ia mencari perhatian dari laki-laki di luar lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki itu, karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan kehormatannya demi cinta semu.


9. Hanya Memperhatikan Kebutuhan Jasmaninya Saja. Banyak orang tua yang mengira, bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Banyak orang tua merasa telah memberikan pendidikan yang baik, makanan dan minuman yang bergizi, pakaian yang bagus dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu, tidak ada upaya untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara benar serta berakhlak mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi materi saja. Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih-sayang. Bila kasih-sayang tidak didapatkan di rumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain.


10. Terlalu Berprasangka Baik Kepada Anak-Anaknya. Ada sebagian orang tua yang selalu berprasangka baik kepada anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik saja dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek keadaan anak-anaknya, tidak mengenal teman-teman dekat anaknya, atau apa saja aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba, mendapati anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya terkena narkoba, barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta segera memaafkannya. Akhirnya yang tersisa adalah penyesalan tak berguna. Demikianlah sepuluh kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang mungkin, kita juga tidak menyadari bila telah melakukannya. Untuk itu, marilah berusaha untuk terus mencair ilmu, terutama berkaitan dengan pendidikan anak. Agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak, yang bisa menjadi fatal akibatnya bagi masa depan mereka. Kita selalu berdo’a, semoga anak-anak kita tumbuh menjadi generasi shalih dan shalihah, serta berakhlak mulia. Wallahu a’lamu bishshawaab. (Ummu Shofia) Maraji: At Taqshir Fi Tarbiyatil Aulad, Al Mazhahir Subulul Wiqayati Wal ‘Ilaj, Muhammad bin Ibrahim Al Hamd. [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun VII/1424H/2003M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]

Referensi: https://almanhaj.or.id/3007-sepuluh-kesalahan-dalam-mendidik-anak.html

Jumat, 22 Februari 2019

Pemain Spanyol Muslim Pertama di Dunia yang bermain di Liga Primer Inggris

Pada tahun 2013 lalu, jurnalis BBC, Rob Crowling, menyebut bahwa Islam sudah mengubah kultur sepak bola baik secar khusus di Inggris, maupun secara umum dalam lingkup global.

Banyak perubahan serta adaptasi yang dilakukan oleh sebuah klub karena mereka memiliki pemain Muslim.
Pemain Spanyol Muslim Pertama di Dunia yang bermain di Liga Primer Inggris
Nayim / Mohammed Ali Amar
Begitu pula pesepak bola Muslim yang mesti melakukan banyak penyesuaian ketika bermain di kesebelasan tertentu.

Ibadah puasa di bulan Ramadan adalah yang paling kentara, sebab sudah banyak sekali pemain Muslim yang memilih untuk tetap menjalankan ibadah tersebut meski di hari pertandingan.

Lalu soal sikap mereka untuk tidak terlibat dalam kegiatan sponsor klub yang berhubungan dengan minuman keras dan judi, serta selebrasi sujud yang kian marak, menjadi hal mencolok yang dilakukan oleh para pemain Muslim.

Beberapa kesebelasan baik di Liga Primer maupun divisi-divisi di bawahnya, dimiliki oleh pengusaha asal Timur Tengah beragama Islam.

Dan seperti yang diketahui, beberapa stadion di Inggris kini bahkan sudah membuat ruang ibadah khusus untuk para pemain Muslim mereka.

Bahkan mesti dicatat bahwa pemain termahal di sepak bola Inggris saat ini, Paul Pogba, juga merupakan seorang Muslim.

Adalah Mohammed Ali Amar yang memiliki sapaan akrab Nayim, yang menjadi sosok Muslim pertama yang bermain di Liga Primer Inggris.
Pemain Spanyol Muslim Pertama di Dunia yang bermain di Liga Primer Inggris
Nayim / Mohammed Ali Amar
Nayim mengawali apa yang kemudian selanjutnya terus terjadi hingga berdekade-dekade selanjutnya. Setelah Nayim, dalam setiap musimnya ada sekitar 50 pemain di Liga Primer Inggris yang beragama Islam.

Alumnus La Masia yang lama berkarier di Tottenham Hotspur

Nayim merupakan kelahiran Ceuta, Spanyol. Seperti yang diketahui karena daerah ini tidak jauh dari wilayah Afrika Utara, maka cukup banyak warga di daerah ini yang merupakan keturunan wilayah tersebut.

Nayim merupakan satu dari sekian banyak warga Ceuta yang memiliki leluhur dari daerah Maghribi. Bahkan Ceuta ini sendiri memiliki nama dalam dialek Arab yaitu Sabtah.
Pemain Spanyol Muslim Pertama di Dunia yang bermain di Liga Primer Inggris
Pemain Spanyol Muslim Pertama di Dunia yang bermain di Liga Primer Inggris
Pada usia 12 tahun, Nayim meninggalkan Ceuta untuk bergabung ke La Masia. Nayim berada di akademi usia muda Barcelona tersebut pada periode 1979 hingga 1985.

Lalu tetap bertahan di sana hingga ia bermain untuk tim senior Blaugrana pada tahun 1988. Apabila data tersebut benar, maka Nayim berada satu angkatan dengan Pep Guardiola dan pelatih timnas Indonesia saat ini, Luis Milla.

Nayim tiba di Inggris pada November 1988 dengan status sebagai pemain pinjaman dari Barcelona ke Tottenham Hotspur.

Tampil mengesankan di musim perdananya, klub asal London tersebut kemudian memilih untuk mempermanenkan Nayim.

Musim selanjutnya, Tottenham resmi memboyong Nayim dengan transfer sebesar 400 ribu paun, angka yang sebenarnya cukup tinggi pada masa itu.

Musim selanjutnya menjadi yang terbaik bagi Nayim. Berposisi sebagai gelandang, ia menjadi pelayan setia bagi Paul Gascoigne yang tengah mengalami masa-masa terbaik dalam kariernya.

Nayim kemudian berhasil membawa Tottenham meraih gelar juara Piala Liga pada musim kompetisi 1990/1991.

Nayim berada di Inggris selama lima musim. Ia memiliki karier yang cukup baik di sana.

Ia bertahan di Tottenham hingga tahun 1993, atau tepatnya di musim perdana level tertinggi sepak bola Inggris berubah menjadi kompetisi modern, Liga Primer Inggris.

Persembahan terakhirnya untuk Tottenham adalah ketika ia mencetak hat-trick di Piala FA melawan Manchester City.

Nayim memang pemain Muslim pertama yang berkarier di Liga Primer Inggris. Meskipun demikian, rasanya para penggemar Tottenham di masa kini jelas tidak mengetahui banyak soal Nayim.

Terlebih lagi nama Nayim lebih harum di tanah kelahirannya sendiri, Spanyol.

Nayim kembali ke Spanyol setelah Real Zaragoza menebusnya dengan nilai transfer 500 ribu paun kepada Tottenham.

Di sana, nama Nayim melegenda. Penyebabnya adalah gol detik terakhir pertandingan yang ia cetak ke gawang Arsenal di partai final Piala Winners pada tahun 1995.

Lebih spesialnya lagi, Nayim melakukanya dengan sebuah tendangan lob cantik dari jarak 40 meter yang kemudian memperdaya kiper Arsenal saat itu, David Seaman.

Semusim sebelum kesuksesan membawa Zaragoza merengkuh trofi Piala Winners, Nayim juga  berhasil membawa kesebelasan asal timur laut Spanyol tersebut menjuara Copa del Rey.

Banyak suporter Real Zaragoza, memiliki kenangan manis terkait Nayim.

Jelang Piala Dunia 1998 di Prancis, Nayim hengkang dari Zaragoza ke Logrones. Di sana ia menikmati akhir-akhir kariernya hingga kemudian pensiun pada tahun 2000.

Nayim sempat terjun ke dunia kepelatihan dan menjadi bagian staf Marcelino Garcial Toral ketika yang bersangkutan menangani Real Zaragoza.

Sejak Mei 2016 lalu, Nayim yang merupakan pesepak bola Muslim pertama di Liga Primer Inggris itu, kembali ke kampung halamannya dan berbakti untuk tim daerah asalnya AD Ceuta FC sebagai direktur olahraga.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)

Sumber : https://football-tribe.com/indonesia/2018/03/07/nayim-pemain-muslim-pertama-di-liga-primer-inggris/

Kamis, 21 Februari 2019

10 Cara Yang Harus Ditiru dari Rasulullah dalam Mendidik Anak Perempuan

Pada dasarnya, memiliki anak perempuan atau laki-laki itu sama saja. Semuanya adalah karunia dari Allah SWT. Dan masing-masing juga mempunyai kelebihan tersendiri.

Untuk Kamu yang melahirkan anak perempuan jangan bersedih. Jangan menganggap bahwa perempuan itu lemah.

10 Cara Yang Harus Ditiru dari Rasulullah dalam Mendidik Anak Perempuan
Mendidik Anak Perempuan
Sebaliknya, anak perempuan justru menjadi anugerah terindah dan bisa menjadi penolong bagi orang tuanya. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist shahih:

 “Barang siapa diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, kelak mereka akan menjadi penghalang dari api neraka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Ada banyak keutamaan yang dimiliki oleh perempuan. Seorang perempuan yang masih kecil bisa menjadi penyelamat orang tuanya di akhirat kelak.

Ketika perempuan sudah menikah dan menjadi ibu, maka surga dibawah telapak kakinya. Oleh itu, kita tidak boleh meremehkan perempuan.

Namun demikian, rasul juga mengatakan bahwa penduduk neraka terbanyak adalah perempuan.

Sebab memang sifat perempuan yang mudah terjerumus ke dalam hal-hal buruk. Nah, untuk menghasilkan generasi perempuan yang sholehah, hendaklah orang tua mendidik anak-anak perempuannya dengan benar sesuai syariat agama.

Berikut ini cara rasulullah mendidik anak perempuan yang bisa kita teladani dan kita contoh

1.     Mengajarkan ilmu Tauhid (konsep ketuhanan)

Dasar dari agama islam adalah ilmu tauhid, yakni konsep tentang ketuhanan. Maka itu, hal pertama yang wajib orang tua ajarkan kepada anak perempuannya yakni tentang Allah.

Bahwa Allah itu Tuhan yang menciptakan manusia, dan Allah itu Maha Esa. Ajarkan anak untuk mengucapkan Lailaha illaallah.

Caranya dengan mengulang-ngulang terus bacaan syahadat tersebut, setiap hari hingga anak mulai familiar mendengarkannya.

Lama-kelamaan anak pasti akan ikut mengucapkannya. Setelah itu, Anda bisa menambahkan kosakata baru yakni Muhammad Darrasullullah, Muhammad adalah rasul utusan Allah SWT.

Dijelaskan dari Ibn Abbas, Rasullullah SAW bersabda: “Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”.

Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman)

2.  Mengajarkan doa-doa harian

Setelah menanamkan ilmu ketauhidan, anak juga perlu diajarkan tentang doa-doa harian. Misalnya doa sebelum dan sesudah makan.

Doa tidur, doa bercermin, doa keluar rumah, masuk kamar mandi dan sebagainya. Ajarkan pula kalimat Bismillah kepada anak saat ia hendak melakukan sesuatu.

Kemudian ketika urusan itu selesai, berikan contoh untuk mengucapkan Alhamdulillah. Tak lupa juga, ajari anak mengucapkan insyaAllah ketika hendak menjalin janji.

Dengan demikian, anak akan terbiasa dan mempraktekkannya hingga dewasa.

3.  Mengajarkan ilmu agama (Solat, Puasa, Mengaji)

Jangan menunggu dewasa untuk belajar agama. Sebaiknya kita mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak semenjak dini.

Bahkan saat usianya masih balita, orang tua harus mulai menanamkan nilai-nilai agama. Misalnya saja dengan mengajari anak membaca Al-Quran.

Anda bisa menyekolahkan anak di TPQ atau madrasah mengaji ketika usianya menginjak 2-3 tahun.

Sedangkan untuk solat dan puasa, walaupun kewajibannya dilakukan saat anak baligh, namun alangkah baiknya kita ajarkan sejak kecil.

Kita bisa memulai mengajarinya tentang kiblat, tata cara berwudhu dan gerakan solat saat usianya menginjak 4-7 tahun.

Sedangkan untuk belajar berpuasa bisa dimulai ketika usia 7 tahun. Tidak perlu puasa maghrib dulu, cukup semampunya. Misal dimulai dari puasa dhuhur, kemudian lanjut ke ashar hingga seterusnya.

Perintah  untuk mengajari solat dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Perintahlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka jika enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad)

Sedangkan perintah mendidik anak-anak untuk berpuasa dicontohkan oleh Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz, salah satu perempuan shalehah sahabat rasul. Ia berkata: “Kami menyuruh puasa anak-anak kami.

Kami buatkan untuk mereka mainan dari perca. Jika mereka menangis karena lapar, kami berikan mainan itu kepadanya hingga tiba waktu berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

4.  Mengajarkan berperilaku sopan dan berbakti pada orang tua

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali” (Q.S Luqman : 14)

Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada anak-anaknya tentang tata cara berperilaku yang baik kepada kedua orang tua.

Sebab hal itulah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Bagaimana anak bersikap kepada bapak ibunya haruslah sopan, bertutur kata lembut, menunjukkan wajah ceria dan patuh kepada perintahnya

Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:“Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam cara bicara maupun duduk daripada Fathimah.

” ‘Aisyah berkata lagi, “Biasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Fathimah datang, beliau mengucapkan selamat datang padanya, lalu berdiri menyambutnya dan menciumnya, kemudian beliau menggamit tangannya hingga beliau dudukkan Fathimah di tempat duduk beliau.

Begitu pula apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang padanya, maka Fathimah mengucapkan selamat datang pada beliau, kemudian berdiri menyambutnya, menggandeng tangannya, lalu menciumnya.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 725)

5.  Mengajarkan akhlak mulia

Rasulullah shallallâhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”

Rasulullah SAW merupakan manusia yang memiliki akhlak paling terpuji. Dan tetunya menjadi tuntunan atau contoh bagi umat islam.

Rasul juga kerapkali mengajarkan kepada anak-anaknya tentang cara berperilaku yang baik kepada sesama manusia.

Biasanya hal ini diajarkan oleh rasul lewat kisah-kisah nabi dan penyampaian ayat-ayat Al-Quran.

6.  Mengajarkan cara pergaulan dan adab-adab yang baik

Seorang anak perempuan juga harus diberikan bekal pendidikan tentang tata cara bergaul semenjak kecil.

Baiknya orang tua menjelaskan tentang batasan-batasan bergaul dengan lelaki. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh rasul, beliau mengajari anak perempuannya untuk tidur terpisah dengan anak laki-laki semenjak usia si anak mencapai 10 tahun.

Beliau juga memberikan penjelasan tentang pentingnya perempuan untuk menjaga pandangannya, dan berpenampilan agar tidak menyerupai laki-laki.

Di samping itu, tak lupa berikan contoh kepada anak untuk beradab yang baik dan sesuai syariat agama.

Mulai dari adab berpakaian, adab makan, adab berbicara dengan orang lain, adab berpakaian, adab tidur dan sebagainya.

Dengan demikian ajaran-ajaran tersebut akan tertanam di pikiran anak hingga ia dewasa kelak.

7.  Mengajarkan Tata cara berpakaian yang islami (menutup aurat)

Diriwayatkan dari Aisyah ra: bahwa Asma’ binti Abi Bakar menemui Rasulullah SAW dengan kondisi ia berpakaian pendek, akan berpalinglah Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah baligh, tidak pantas terlihat kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya).” (HR. Abu Daud)

Hadist diatas secara gamblang menjelaskan bahwa rasul mengajarkan kepada umatnya yang perempuan, termasuk anak-anaknya untuk berpakaian secara islami.

Yakni menutup aurat. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Quran:

“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh merek.

Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab:59)

8.  Mengajarkan pekerjaan rumah tangga

Sejatinya kodrat setiap perempuan saat dewasa adalah menjadi seorang istri. Dan istri yang baik adalah mereka yang mampu menjalankan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, merawat anak, membersihkan rumah dan sejenisnya.

Maka itu, semenjak kecil anak harus dibiasakan dengan pekerjaan rumah. Sedikit demi sedikit, seperti mulai mengajarinya menyapu lantai.

Dengan demikian, saat ia telah dipinang oleh laki-laki, ia siap menjalani kewajibannya.

9.  Memberikan pendidikan umum dan pemahaman tentang fiqih wanita

“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa. Maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku.” Kemudian Anas bin Malik berkata: Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau.” (HR Muslim 2631)

Hadist diatas menjelasakan bahwa orang tua wajib mengayomi anak perempuannya.
Menganyomi dapat diartikan memberikan pendidikan yang layak, baik itu pendidikan agama ataupun umum (seperti ilmu bahasa, matematika, sains, atau sosial).

Walaupun pada akhirnya seorang perempuan ‘bekerja’ di dapur atau menjadi ibu rumah tangga, tapi perempuan juga berhak memperoleh pendidikan bagus. Sebab perempuan adalah tiang-nya negara.

Apabila perempuan tersebut bagus pendidikannya  dalam ilmu agama dan ilmu umum) maka ia juga bisa membentuk generasi rabbani yang cerdas.

Anda juga tidak perlu ragu untuk memberikan pendidikan tentang permasalahan kewanitaan kepada buah hati sejak ia berusia 8 tahunan.

Hal ini sangat penting. Tujuannya agar anak tidak memperoleh informasi yang salah dari pihak lain.

Orang tua boleh mengajarkan tentang masalah haid, pernikahan atau lainnya. Bersikaplah terbuka kepada anak namun tetap juga tidak melebihi batas usianya.

10.   Bersikap lemah lembut kepada anak perempuan

Rasulullah juga memberikan contoh kepada kita untuk bersikap lemah lembut kepada anak-anak perempuan.

Tidak apa-apa membiarkan anak bermain boneka atau mainan lainnya di dalam rumah, selama itu tidak menyalahi syariat agama.

Beliau juga sering menggendong anak perempuannya, mengusap kepalanya, memanggilnya dengan lembut, dan medoakan mereka.

Janganlah berbuat kasar kepada anak perempuan, terlebih lagi memukulnya. Perbuatan tersebut hanya akan membuat anak semakin membangkak.

Jika memang anak melakukan kesalahan sebaiknya berikan nasehat secara baik-baik.
Demikianlah beberapa cara rasulullah mendidik anak perempuan. Semoga kita bisa mengaplikasikan cara-cara diatas dan berhasil mendidik mereka menjadi generasi yang mengamalkan rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, serta dapat menjalani dengan benar Hubungan Akhlak dengan Iman.

Sumber Artikel https://dalamislam.com/info-islami/cara-rasullullah-mendidik-anak-perempuan

4 Destinasi Peninggalan Peradaban Islam di Eropa

Punya rencana berkunjung ke Eropa? Bukan hanya menikmati kopi dari kafe di Perancis atau berbelanja di berbagai pusat perbelanjaan di Eropa yang dapat dilakukan untuk mengisi perjalanan Anda.

Salah satu kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah wisata religi, yakni berkunjung ke tempat-tempat bersejarah bagi berbagai umat beragama.
Peninggalan Peradaban Islam di Eropa
Keindahan Mesjid
Berbicara mengenai religi di Eropa, Islam pun pernah meninggalkan jejak kejayaannya di sana. Faktanya,  peradaban Islam di Eropa sudah dimulai dari abad ke-7 karena adanya migrasi yang dilakukan secara masif oleh umat muslim.

Keempat negara di Eropa berikut memiliki tempat bersejarah yang menjadi saksi peradabannya.

Tidak kalah dengan tempat wisata religi ternama di negara Islam, kecantikan negara-negara berikut juga dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata sekaligus tempat untuk mempelajari peradaban yang megah tersebut. Tertarikkah Anda mengunjunginya?

1. Spanyol

Negara yang terkenal dengan Corrida de torros atau olahraga adu banteng ini, banyak ditinggali jejak-jejak peradaban umat Islam.
Peninggalan Peradaban Islam di Eropa
Spanyol Muslim
Keindahan arsitektur dan kemegahan bangunan-bangunannya merupakan salah satu hal yang mendapat pengaruh dari nuansa Islam pada masa lampau.

Jika Anda berkunjung ke Eropa, jangan sampai melewatkan kesempatan menyaksikan keindahan yang ditawarkan negara yang satu ini.

Kejayaan Islam di Spanyol merupakan awal mula berkembangnya peradaban Islam di negara-negara Eropa. Sebagian besar bangunan tua peninggalan Islam di Eropa pun masih ada dan bisa dikunjungi.

Jika Anda berlibur ke Spanyol, Anda dapat turut menyaksikan penggalan kisah sejarah Islam di Eropa ini dengan mengunjungi kota Cordoba, Seville, atau Granada.

Ketiga kota ini memang terkenal akan jejak-jejak peradaban muslimnya. Bangunan kuno nan megah tidak akan sulit Anda temui.

Salah satu bangunan yang paling terkenal adalah Masjid Cordoba dan Mezquita, pasalnya masjid ini dianggap sebagai lambang kesatuan muslim, kristen, dan yahudi.

2. Bosnia-Herzegovina

Negara pecahan Uni Soviet ini dikabarkan sebagai negara yang multireligius. Keragaman agama yang ada di dalamnya menjadikan keberadaan penduduk agama tertentu sebagai mayoritas tidak pernah mutlak.
Peninggalan Peradaban Islam di Eropa
Bosnia Mosque
Tidak hanya dihuni oleh penduduk penganut agama Islam, penduduk beragama Kristen Ortodoks, Protestan, Katolik, hingga beragam agama lainnya hidup berdampingan secara harmonis di negara ini.

Pada waktu silam, Islam masuk ke Negara Bosnia bersamaan dengan invasi kerajaan Ottoman. Keberadaan jembatan tua Stari Most di Bosnia merupakan bukti peninggalan kejayaan Islam di Eropa pada masa lampau.

Keberadaan dua menara yang melindungi pintu masuk ke jembatan, serta bebatuan kapur tenelija yang melapisi jembatan ini menjadi ciri khas kesederhanaannya yang elegan.

Terdapat pula bangunan-bangunan masjid yang masih berdiri kokoh di Old Town Bosnia-Herzegovina yang dapat Anda lihat keunikannya.

3. Yunani

Museum Benaki merupakan bangunan bersejarah yang dapat menampilkan jejak peninggalan Islam Eropa selama 13 abad, pada zaman dahulu. Museum ini menyorot peranan Islam di Mediterania.
Peninggalan Peradaban Islam di Eropa
Yunani Mosque
Tzisakaris Mosque adalah destinasi yang patut Anda kunjungi ketika berkunjung ke Yunani. Selain Masjid Tzistarakis di Monastiraki, terdapat masjid masjid lain seperti Parthenon, Masjid Fatih Sultan yang bisa Anda telusuri keindahannya.

4. Perancis (La Grande Mosquee de Paris)

Tidak hanya Eiffel Tower yang mengandung banyak nilai historis. Beberapa tempat di Perancis lainnya bahkan ada yang mengandung kisah sejarah peradaban Islam yang pernah berjaya di Eropa.
La Grande Mosquee de Paris
La Grande Mosquee de Paris
Keberadaan La Grande Mosquee yang menawan di jantung Kota Paris merupakan salah satu contohnya.

Melalui para imigran dari Aljazair, Maroko, Libya, dan lainnya, peradaban Islam ini di Eropa berkembang dengan pesat pada abad ke-19 dan ke-20 M, khususnya di kawasan Perancis.

Negara Perancis juga sempat dinobatkan sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di Eropa, karena jumlah pemeluk Islam sudah melampaui 7juta jiwa.

Sampai saat ini pun terdapat ribuan masjid yang berdiri kokoh di negari spaghetti ini. Kalau mampir ke Paris saat berlibur, lengkapi wisata Eropa Anda dengan mengunjungi Museum Louvre.

Pada 2012 lalu, museum ini sudah meresmikan salah satu bangunannya sebagai memoar yang berisi peninggalan-peninggalan sejarah agama Islam di Eropa sejak era kejayaan hingga kini.

Dengan mengunjungi tempat-tempat yang mengandung sejarah Islam di Eropa, Anda tidak hanya mengisi waktu berlibur dengan bersenang-senang, namun sekaligus mendapatkan pengetahuan tentang sejarah Islam.
Sumber Artikel https://www.zurich.co.id/id-id/blog/articles/2017/07/menelusuri-4-destinasi-peninggalan-peradaban-islam-di-eropa