Pada
dasarnya, memiliki anak perempuan atau laki-laki itu sama saja. Semuanya adalah
karunia dari Allah SWT. Dan masing-masing juga mempunyai kelebihan tersendiri.
Untuk
Kamu yang melahirkan anak perempuan jangan bersedih. Jangan menganggap bahwa
perempuan itu lemah.
![]() |
Mendidik Anak Perempuan |
Sebaliknya,
anak perempuan justru menjadi anugerah terindah dan bisa menjadi penolong bagi
orang tuanya. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist shahih:
“Barang siapa diuji dengan sesuatu dari
anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, kelak mereka akan
menjadi penghalang dari api neraka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Ada
banyak keutamaan yang dimiliki oleh perempuan. Seorang perempuan yang masih
kecil bisa menjadi penyelamat orang tuanya di akhirat kelak.
Ketika
perempuan sudah menikah dan menjadi ibu, maka surga dibawah telapak kakinya.
Oleh itu, kita tidak boleh meremehkan perempuan.
Namun
demikian, rasul juga mengatakan bahwa penduduk neraka terbanyak adalah
perempuan.
Sebab
memang sifat perempuan yang mudah terjerumus ke dalam hal-hal buruk. Nah, untuk
menghasilkan generasi perempuan yang sholehah, hendaklah orang tua mendidik
anak-anak perempuannya dengan benar sesuai syariat agama.
Berikut
ini cara rasulullah mendidik anak perempuan yang bisa kita teladani dan kita contoh
1.
Mengajarkan
ilmu Tauhid (konsep ketuhanan)
Dasar
dari agama islam adalah ilmu tauhid, yakni konsep tentang ketuhanan. Maka itu,
hal pertama yang wajib orang tua ajarkan kepada anak perempuannya yakni tentang
Allah.
Bahwa
Allah itu Tuhan yang menciptakan manusia, dan Allah itu Maha Esa. Ajarkan anak
untuk mengucapkan Lailaha illaallah.
Caranya
dengan mengulang-ngulang terus bacaan syahadat tersebut, setiap hari hingga
anak mulai familiar mendengarkannya.
Lama-kelamaan
anak pasti akan ikut mengucapkannya. Setelah itu, Anda bisa menambahkan
kosakata baru yakni Muhammad Darrasullullah, Muhammad adalah rasul utusan Allah
SWT.
Dijelaskan
dari Ibn Abbas, Rasullullah SAW bersabda: “Bukalah lidah anak-anak kalian
pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”.
Dan
saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah.
Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”,
kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan
kepadanya.” (sya’bul Iman)
2. Mengajarkan doa-doa harian
Setelah
menanamkan ilmu ketauhidan, anak juga perlu diajarkan tentang doa-doa harian.
Misalnya doa sebelum dan sesudah makan.
Doa
tidur, doa bercermin, doa keluar rumah, masuk kamar mandi dan sebagainya.
Ajarkan pula kalimat Bismillah kepada anak saat ia hendak melakukan sesuatu.
Kemudian
ketika urusan itu selesai, berikan contoh untuk mengucapkan Alhamdulillah. Tak
lupa juga, ajari anak mengucapkan insyaAllah ketika hendak menjalin janji.
Dengan
demikian, anak akan terbiasa dan mempraktekkannya hingga dewasa.
3. Mengajarkan ilmu agama (Solat,
Puasa, Mengaji)
Jangan
menunggu dewasa untuk belajar agama. Sebaiknya kita mengajarkan ilmu agama
kepada anak-anak semenjak dini.
Bahkan
saat usianya masih balita, orang tua harus mulai menanamkan nilai-nilai agama.
Misalnya saja dengan mengajari anak membaca Al-Quran.
Anda
bisa menyekolahkan anak di TPQ atau madrasah mengaji ketika usianya menginjak
2-3 tahun.
Sedangkan
untuk solat dan puasa, walaupun kewajibannya dilakukan saat anak baligh, namun
alangkah baiknya kita ajarkan sejak kecil.
Kita
bisa memulai mengajarinya tentang kiblat, tata cara berwudhu dan gerakan solat
saat usianya menginjak 4-7 tahun.
Sedangkan
untuk belajar berpuasa bisa dimulai ketika usia 7 tahun. Tidak perlu puasa
maghrib dulu, cukup semampunya. Misal dimulai dari puasa dhuhur, kemudian
lanjut ke ashar hingga seterusnya.
Perintah untuk mengajari solat dijelaskan dalam sabda
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Perintahlah anak-anak kalian untuk
shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka jika enggan
melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.”
(HR. Ahmad)
Sedangkan
perintah mendidik anak-anak untuk berpuasa dicontohkan oleh Ar-Rubayyi’ bintu
Mu’awwidz, salah satu perempuan shalehah sahabat rasul. Ia berkata: “Kami
menyuruh puasa anak-anak kami.
Kami
buatkan untuk mereka mainan dari perca. Jika mereka menangis karena lapar, kami
berikan mainan itu kepadanya hingga tiba waktu berbuka.” (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
4. Mengajarkan berperilaku sopan dan
berbakti pada orang tua
“Dan
Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya
dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada-Ku lah kalian kembali” (Q.S Luqman : 14)
Rasulullah
SAW juga mengajarkan kepada anak-anaknya tentang tata cara berperilaku yang
baik kepada kedua orang tua.
Sebab
hal itulah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Bagaimana anak bersikap kepada
bapak ibunya haruslah sopan, bertutur kata lembut, menunjukkan wajah ceria dan
patuh kepada perintahnya
Diriwayatkan
oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:“Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih
mirip dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam cara bicara maupun duduk
daripada Fathimah.
”
‘Aisyah berkata lagi, “Biasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melihat Fathimah datang, beliau mengucapkan selamat datang padanya, lalu
berdiri menyambutnya dan menciumnya, kemudian beliau menggamit tangannya hingga
beliau dudukkan Fathimah di tempat duduk beliau.
Begitu
pula apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang padanya, maka Fathimah
mengucapkan selamat datang pada beliau, kemudian berdiri menyambutnya, menggandeng
tangannya, lalu menciumnya.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Shahih Al-Adabul Mufrad no. 725)
5. Mengajarkan akhlak mulia
Rasulullah
shallallâhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
Rasulullah
SAW merupakan manusia yang memiliki akhlak paling terpuji. Dan tetunya menjadi
tuntunan atau contoh bagi umat islam.
Rasul
juga kerapkali mengajarkan kepada anak-anaknya tentang cara berperilaku yang
baik kepada sesama manusia.
Biasanya
hal ini diajarkan oleh rasul lewat kisah-kisah nabi dan penyampaian ayat-ayat
Al-Quran.
6. Mengajarkan cara pergaulan dan
adab-adab yang baik
Seorang
anak perempuan juga harus diberikan bekal pendidikan tentang tata cara bergaul
semenjak kecil.
Baiknya
orang tua menjelaskan tentang batasan-batasan bergaul dengan lelaki.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh rasul, beliau mengajari anak perempuannya
untuk tidur terpisah dengan anak laki-laki semenjak usia si anak mencapai 10
tahun.
Beliau
juga memberikan penjelasan tentang pentingnya perempuan untuk menjaga
pandangannya, dan berpenampilan agar tidak menyerupai laki-laki.
Di
samping itu, tak lupa berikan contoh kepada anak untuk beradab yang baik dan
sesuai syariat agama.
Mulai
dari adab berpakaian, adab makan, adab berbicara dengan orang lain, adab
berpakaian, adab tidur dan sebagainya.
Dengan
demikian ajaran-ajaran tersebut akan tertanam di pikiran anak hingga ia dewasa
kelak.
7. Mengajarkan Tata cara berpakaian
yang islami (menutup aurat)
Diriwayatkan
dari Aisyah ra: bahwa Asma’ binti Abi Bakar menemui Rasulullah SAW dengan
kondisi ia berpakaian pendek, akan berpalinglah Rasulullah SAW seraya berkata,
“Wahai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah baligh, tidak pantas terlihat
kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya).” (HR.
Abu Daud)
Hadist
diatas secara gamblang menjelaskan bahwa rasul mengajarkan kepada umatnya yang
perempuan, termasuk anak-anaknya untuk berpakaian secara islami.
Yakni
menutup aurat. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Quran:
“Wahai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang Mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh merek.
Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab:59)
8. Mengajarkan pekerjaan rumah tangga
Sejatinya
kodrat setiap perempuan saat dewasa adalah menjadi seorang istri. Dan istri
yang baik adalah mereka yang mampu menjalankan pekerjaan rumah tangga, seperti
memasak, merawat anak, membersihkan rumah dan sejenisnya.
Maka
itu, semenjak kecil anak harus dibiasakan dengan pekerjaan rumah. Sedikit demi
sedikit, seperti mulai mengajarinya menyapu lantai.
Dengan
demikian, saat ia telah dipinang oleh laki-laki, ia siap menjalani
kewajibannya.
9. Memberikan pendidikan umum dan
pemahaman tentang fiqih wanita
“Barangsiapa
yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa. Maka ia akan datang pada hari
kiamat bersamaku.” Kemudian Anas bin Malik berkata: Nabi menggabungkan
jari-jari jemari beliau.” (HR Muslim 2631)
Hadist
diatas menjelasakan bahwa orang tua wajib mengayomi anak perempuannya.
Menganyomi
dapat diartikan memberikan pendidikan yang layak, baik itu pendidikan agama
ataupun umum (seperti ilmu bahasa, matematika, sains, atau sosial).
Walaupun
pada akhirnya seorang perempuan ‘bekerja’ di dapur atau menjadi ibu rumah
tangga, tapi perempuan juga berhak memperoleh pendidikan bagus. Sebab perempuan
adalah tiang-nya negara.
Apabila
perempuan tersebut bagus pendidikannya
dalam ilmu agama dan ilmu umum) maka ia juga bisa membentuk generasi
rabbani yang cerdas.
Anda
juga tidak perlu ragu untuk memberikan pendidikan tentang permasalahan
kewanitaan kepada buah hati sejak ia berusia 8 tahunan.
Hal
ini sangat penting. Tujuannya agar anak tidak memperoleh informasi yang salah
dari pihak lain.
Orang
tua boleh mengajarkan tentang masalah haid, pernikahan atau lainnya.
Bersikaplah terbuka kepada anak namun tetap juga tidak melebihi batas usianya.
10.
Bersikap
lemah lembut kepada anak perempuan
Rasulullah
juga memberikan contoh kepada kita untuk bersikap lemah lembut kepada anak-anak
perempuan.
Tidak
apa-apa membiarkan anak bermain boneka atau mainan lainnya di dalam rumah,
selama itu tidak menyalahi syariat agama.
Beliau
juga sering menggendong anak perempuannya, mengusap kepalanya, memanggilnya
dengan lembut, dan medoakan mereka.
Janganlah
berbuat kasar kepada anak perempuan, terlebih lagi memukulnya. Perbuatan
tersebut hanya akan membuat anak semakin membangkak.
Jika
memang anak melakukan kesalahan sebaiknya berikan nasehat secara baik-baik.
Demikianlah
beberapa cara rasulullah mendidik anak perempuan. Semoga kita bisa
mengaplikasikan cara-cara diatas dan berhasil mendidik mereka menjadi generasi
yang mengamalkan rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak
Dengan Iman Islam dan Ihsan, serta dapat menjalani dengan benar Hubungan Akhlak
dengan Iman.
Sumber
Artikel https://dalamislam.com/info-islami/cara-rasullullah-mendidik-anak-perempuan
EmoticonEmoticon