Kehadiran Rasulullah SAW ditengah-tengah
kehidupan manusia, sebagai pengemban amanah dari Allah SWT haruslah dijadikan
model bagi setiap orang yang akan diberi
tugas mengemban amanah sebagai pemimpin. Kehadiran Rasulullah itu telah melekat
padanya unsur kebenaran epistemologik, eksistensisnya sebagai pembawa berita
gembirayang bersifat megayomi dan sekaligus melindungi dengan memberikan
peringatan.
![]() |
Hal ini
merupakan tiga komponen dasar penting yang mengantarkan Rasulullah sukses di
dalam pemimpin. Dalam konteks kekinian, sebagai bentuk kebenaran epistemologik,
kehadiran seorang muslim sebagai pengemban amanah sejatinya yang dikembangkan
adalah membawa subtansi kebenaran, tanpa kebenaran dan niat yang benar setiap
kebijakan tidak akan selaras dan sebangun untuk diterapkan.
Menegakkan
kebenaran adalah sangat prinsipil, kebenaran haruslah ditegakkan, Hanya
kebenaran yang bermuansa keadilan akan mendatangkan kemaslahatan. Sehingga perintah
menegakkan kebenaran menjadi urgen. Lakukanlah kebenaran meskipun pahit. Karena
dalam kebenaran itu ada nilai esensi kemanusiaan serta esensi keridhaan Allah.
Identifikasi, kehadiran seseorang sebagai pengemban amanah untuk menegakkan
kebenaran haruslah diterima secara benar. Karena sesuatu yang di peroleh secara
tidak benar pada gilirannya juga akan sulit untuk menerapkan kebenaran itu
sendiri. Seseorang yang hadir ditengah-tengah kehidupan masyarakat untuk
membawa perubahan haruslah mempertimbangkan dimensi kebenaran itu sendiri. Dalam
hal kehadiran Rasulullah sebagai pembawa berita gembira hendaklah diaplikasikan
seorang pemimpin bahwa Rasul adalah suri tauladan yang utama.
Setiap
dimensi kehidupan Rasulullah haruslah menjadi cerminan sikap dan perilaku
yang menginspirasi seseorang dalam
menjalankan tugas-tugas kepemimpinan. Jadikalah diri seseorang pemimpin itu
memberikan nuansa kesejukan, membawa berita gembira agar kehidupan orang
menjadi optimistis serta punya harapan, bukan etos kerja dan menghambat
dinamika kehidupan yang seharusnya.
Karena
prinsip dasar seperti ini akan memunculkan sosok personalitas yang tidak hanya tampil
sebagai inspirator juga akan tampil untuk mengayomi, memberikan perlindungan,
dengan memberikan peringatan akan bahaya tidak mengerjakan kebaikan dan
kebenaran dalam konteks yang lebih luas di dalam berbagai dimensi kehidupan.
Tiga filosofi dasar penting ini akan menghantarkan kepada kesuksesan membina
umat yang dibutuhkan oleh setiap mereka yang mengemban amanah sebagai pemimpin.
Mengaca kepada
hal tersebut adalah bijak ketika seseorang memperhatikan suatu yang subtansial
yang dilakukan oleh muadz bin jabal ketika mengemban amanah misi khusus dari
rasulullah untuk bertugas ke Yaman. Dikisahkan, bahwa filosofi pengutusan Muadz
Jabal setibanya di Yaman melakukan dakwah kebenaran; dalam kenteks ini
lakukanlah konsolidasi dengan tokoh pemuka masyarakat setempat, seru mereka
kepada jalan yang benar untuk menegakkan nilai-nilai tauhid di dalam dimensi kehidupan.
Kalaupun hendak merubah perilaku mereka kepada jalan yang benar lakukunlah
secara gradual tidak sporadis.
Untuk
mengetahui kesiapan mentalitas Muadz di dalam mengambil keputusan ketika
menghadapi dinamika suatu persoalan Rasulullah menanyakan bagaimana sikap Muadz
bin Jabal, beliau menjawab akan merujuk kepada Al-Quran, jika tidak kamu
dapatkan, akan merujuk kepada hadits dan jika tidak kamu dapatkan maka aku akan
berijtihad untuk memutuskan perkara itu. Demikianlah pada gilirannya Muadz
berhasil sukses melaksanakan tugas-tagasnya di Yaman.
Spirit apa
yang dapat diperoleh dari peristiwa tersebut sebenarnya harus dijadikan acuan
terpenting bagi seseorang yang menerima amanah tugas khusus kepemimpinan. Dalam
konteks hari ini, secara faktual kita menyaksikan proses pergantian pimpinan
melalui mekanisme yang telah diatur untuk itu. Setiap orang yang mengemban
amanah dengan memperhatikan spirit yang dilakukan Muadz bin Jabal adalah cukup
dijadikan panduan untuk mendulang sukses di dalam kepemimpinannya. tentu saja
langkah utama yang akan dilakukan seorang untuk melalui memimpin melakukan
konsolidasi internal. pada posisi ini Muadz menyerukan kepada kebaikan taat
kepada nilai tauhid harus dijadikan substansi proses konsolidasi internal.
Kebijakan Muadh untuk merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadis
adalah sebagai simbol sumber utama regulasi yang harus diterapkan. Pengemban
amanah dalam menelorkan kebijakan haruslah mengacu kepada aturan dan ketentuan
yang berlaku. Sedangkan dalam konteks Muadz bin Jabal menggunakan ijtihadnya
adalah sebagai simbol bahwa diperlukan memerhatikan kondisi sosial-budaya yang
ada dengan memperhatikan regulasi yang ada untuk mengambil keputusan yang
mendatangkan kemaslahatan. Karena dalam perspektif penalaran syar’i prinsip ini
harus digunakan seseorang didalam berijtihad.
Seorang
orang yang memegang teguh terhadap spirit tersebut tentu saja akan menuai
kesuksesan gemilang. Misi yang diemban akan tercapai, lingkungan sosial tumbuh
dinamis menuju tatanan komunitas yang ridhai Allah SWT. Sudah saatnya dalam
konteks penataan sosial-kemasyarakatan yang dinamis dan islami merujuk kepada
ketauladan yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Oleh
karena itu agar menjadi pertimbangan bagi setiap orang yang akan memulai kerja
mengemban amanah yang diterimanya senjatinya mempertimbangkan nilai moralitas
amanah itu sendiri.
Penerimaan amanah yang tidak secara amanah tidak akan melahirkan
kepemimpinan yang amanah pula. Untuk menuju kepada pemimpin yang amanah
lakukanlah konsolidasi internal dengan mengingatkan untuk mengajak kepada
entitas kebenaran, memperhatikan real need masyarakat, memperhatikan regulasi
yang ada serta memberikan keputusan yang bijak berdasarkan kepada regulasi yang
ada. Atas dasar ini semua penegakan syariah bukan dijadikan pilihan tetapi
adalah sesuatu yang sejatinya ditegakkan. Inilah komponen dasar untuk
menghantarkan komunitas yang berkeadilan menuju
tatanan sosial yang dinamis sesuai dengn spirit teologis dan spirit
zaman yang dilalui oleh masyarakat itu sendri.
1 comments so far
Boleh lah artikelnya !!!
Menjadi bahan renungan bagi kita dalam menerima setiap amanah dari siapapun
EmoticonEmoticon